Perspektif Balance Scorecard Sebagai Tolak Ukur Kinerja


14 Jan 2022/heni susilowati, s. e. m. m/Informasi/927 View

Tolak ukur kemajuan perusahaan adalah adanya peningkatan kinerja dari waktu ke waktu. Tanpa adanya peningkatan kinerja, maka sebuah perusahaan bisa saja mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan bisnis. Pengukuran kinerja dibutuhkan agar visi dan misi perusahaan tercermin dengan baik kedalam parameter yang menunjukkan kinerja perusahaan tersebut. Strategi menajemen yang digunakan perusahaan untuk mengukur hasil kerja bisa menggunakan Balanced Scorecard (BSC). Balanced Scorecard dikembangkan pertama kali oleh Robert Kaplan dan David Norton dari Harvard Business School pada awal tahun 1990. Balance scorecard terdiri dari dua kata yakni balanced maknanya berimbang yang mampu mengukur kinerja perusahaan dari dua sisi yang mencakup jangka panjang dan pendek. Sedang Scorecard artinya kartu skor yang digunakan untuk mencatat skor hasil kerja. Pada dasarnya, Balance Scorecard (BSC) merupakan kartu berimbang yang digunakan sebagai media untuk mengukur aktivitas operasional yang dilakukan sebuah perusahaan. Dengan BSC, perusahaan menjadi lebih tahu sejauh mana pergerakan dan perkembangan yang telah dicapai. Adanya BSC juga membantu perusahaan untuk memberikan pandangan menyeluruh mengenai kinerja dari perusahaan.

Dalam BSC dikenal 4 perspektif yang patut diukur yakni perspektif pelanggan, keuangan, proses bisnis dan learning/growth. Ayo kit kenali lebih jauh 4 perspektif BSC berikut ini:

  1. Financial Perspective

Perspektif keuangan erat kaitannya dengan pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu mengelola keuangan dengan baik agar keuangannya terus stabil. Misalnya, biaya operasional, biaya produksi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, termasuk keuntungan dari aktivitas penjualan. Baik pemasukan maupun pengeluaran, keduanya harus dicatat secara runtut dan jelas. Agar pihak keuangan dapat mengamati laju pertumbuhan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Ada tiga tolok ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:

- Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis berlangsung.

- Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi investasi.

Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja

  1. Customer Perspective

Perspektif Customer pelanggan berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani pelanggan. Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan secara layak. Dengan begitu, mereka merasa puas atas pelayanan yang diberikan. Adanya pelayanan yang bagus tentu akan meningkatkan loyalitas konsumen terhadap perusahaan. Sebaliknya, apabila pelayanannya buruk, konsumen pasti mencari perusahaan lain yang memiliki sistem yang lebih bagus. Tolak ukur yang ditetapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan, antara lain:

- Seberapa besar omzet penjualan.

- Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.

- Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.

- Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.

- Tingkat kepuasan pelanggan.

- Tingkat profitabilitas pelanggan.

- Kebutuhan pelanggan.

  1. Internal Process Perspective

Perusahaan menilai seberapa besar ukuran dan sinergi dari setiap unit kerja. Untuk mengukur poin ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam perusahaan. Apakah semuanya dijalankan sesuai dengan metode yang ditetapkan atau malah melenceng dari peraturan. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang didapat perusahaan juga akan bertambah. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif proses bisnis internal, antara lain:

Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang.

- Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian internal.

- Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk meningkatkan omzet        penjualan.

  1. Perspektif learning / growth

Dalam perspektif ini perusahaan dituntut untuk memperhatikan karyawannya. Kesejahteraan karyawan akan berdampak pula pada kinerja mereka dalam bekerja. Adanya fasilitas juga training yang disediakan perusahaan akan mampu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan itu sendiri. Hal ini akan membuat mereka optimal dalam melayani pelanggan anda. Selain keberadaan karyawan, perusahaan juga perlu memerhatikan sistem dan prosedur kerja yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis berlangsung. Ada tiga hal yang dijadikan tolok ukur dalam perspektif ini, antara lain:

- Kapabilitas atau kemampuan karyawan.

- Kemampuan mengelola sistem informasi.

- Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab

Keberadaan BSC sangat penting bagi perusahaan. Adanya BSC telah terbukti membuat perusahaan mampu menciptakan persaingan yang kompetitif. Perusahaan juga tidak takut lagi jika berhadapan dengan kompetitor yang lebih besar. Dengan BSC, perusahaan jadi lebih tahu letak kelemahannya. Dengan begitu, proses pencarian solusi juga lebih cepat dan akurat. Demikian penjelasan tentang BSC, mudah-mudahan informasi ini bermanfaat. (HNS)

Kategori Berita
berita(16)
Informasi(30)